Minggu, 10 Mei 2009

Pokok Anggur, Bunga Bandungan, dan hidupku...


Sabda Gusti Yesus, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering…”
Merenungkan ayat ini, spontan aku teringat pengalaman ibuku ketika membeli tanaman bunga di Bandungan beberapa tahun silam. Dengan keluguan seorang perempuan desa yang baik hati dan mempercayai kejujuran apa adanya, ibu membeli beberapa (cukup banyak untuk ukuran belanjanya) tanaman bunga. Ada mawar yang warna bunganya cukup unik, ada bunga ungu yang aku tak tahu namanya, dan masih banyak lagi.

Sampai di rumah, ternyata bunga-bunga itu segera layu. Masih dalam keluguannya, ibu hanya menduga mungkin karena perubahan cuaca saja. Tetapi, kemudian ranting tempat tumbuhnya bunga itu segera mengering. Ketika diperiksa, ternyata ranting itu bukan dari pohon yang hidup, tapi potongan ranting berbunga yang dipotong dan ditancapkan begitu saja. Memang, tanaman itu hidup. Tetapi bunga itu dari ranting mati yang ditancapkan di dekatnya. Seolah-olah, mawar atau bunga ungu di pot kecil itu sudah berbunga indah… Tapi alam tak bisa ditipu. Ranting potongan tidak menjadi hidup kalau hanya ditancapkan di dekat tanaman hidup, seberapa pun dekat menempelnya.

Sebagai orang Kristiani, tentu saja kita itu termasuk orang yang mendekatkan diri dan didekatkan dengan Kristus. Tetapi menjadi pertanyaan penting bagi kita: apakah kita memang sudah bersatu dengan Kristus? Ataukah kita ini hanya ditempelkan di dekat Kristus? Apakah kita sungguh menerima hidup dari Kristus? Ataukah hidup kita sendiri saja yang segera juga akan musna? Apakah keindahan yang kita tampilkan itu sungguh keindahan dari bunga Kristus, ataukah keindahan yang lain? Apa kita ini sungguh orang yang tinggal di dalam Kristus dan Kristus tinggal di dalam kita? Ataukah kita hanya tinggal ‘di dekat’ Kristus, tanpa kesatuan denganNya?

Dalam suratnya, Rasul Yohanes mengingatkan bahwa kita itu hanya sungguh tinggal di dalam Allah dan Allah sungguh tinggal di dalam kita, apabila kita menuruti segala perintahNya. “Barangsiapa menuruti segala perintahNya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia… Dan inilah perintahNya, yaitu supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, AnakNya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita!” Dan Santo Yohanes masih mempunyai satu peringatan lagi buat kita, “Anak-anakku terkasih, marilah kita menaruh cinta kasih bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran!”

Kalau boleh membuka aib (hehehehe… gak tega mau bilang membuka kemaluan…. Padahal kalau rasa rindu dapat disebut kerinduan, rasa lelah tak salah disebut kelelahan, atau rasa ingin biasa dikatakan keinginan, boleh donk rasa malu disebut kemaluan, hehehehe… ah ngaco!), malu juga aku sebenarnya. Kadang cinta kasihku mandeg di kata-kata (lebih parah sering pula di kata-kata kotbah). Kadang bunga indahku bukan bunga Kristus tetapi bunga kemegahan diri yang akan cepat layu dan mati. Dan aku berpikir… jangan-jangan aku bukan ranting yang tinggal di dalam Kristus Sang Pokok, namun cuma ranting berbunga yang ditempelkan di dekatnya… yang akan mati segera.

Ah, Tuhan, jangan biarkan aku jadi ranting kering yang mati di sampingmu! Suburkan cinta kasihku agar aku bersatu denganMu dan hidup dariMu!

[Renungan Yoh 15:1-8 & 1 Yoh 3:18-24]

Senin, 06 April 2009

ADA DI ROMBONGAN MANA? Catatan Minggu Palma


Minggu pagi, aku merayakan Minggu Palma di Padokan. Upacara di mulai di Lapangan Madukismo… rasanya seperti kampanye saja, sekian banyak orang berkumpul di lapangan, ada mimbar untuk ‘orasi’, pakai kostum merah-merah, hehehehe…

Perayaan Minggu Palma secara ringkas padat menggambarkan secara penuh dinamika mengikut Kristus. Di luar, umat berseru mengelu-elukan Dia, “Hosana Putra Daud…! Terpujilah…!” lalu bergerak ke dalam Gereja, orang berganti seruan, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Ini merupakan gambaran yang tegas dan terang mengisyaratkan pada kita: kemuliaan Kristus berarti kesediaanNya untuk sengsara sampai mati, dan kesengsaraanNya sampai mati itulah yang memuliakan dia dengan sepenuhnya dalam kebangkitanNya. Sebagai pengikut Kristus pun, tak bisa tidak, kita harus melewati dinamika yang sama pula!

Ada hal yang sangat menarik, yang kuamati ketika rombongan umat berarak dari lapangan menuju Gereja. Ternyata ada beberapa golongan rombongan, yang naga-naganya juga menunjukkan gambaran umat nyata dalam dinamika hariannya:
  • Ada rombongan umat yang dari awal perarakan sampai di dalam Gereja terus bernyanyi dengan penuh semangat! Dan, kita pun tahu, di antara umat ada pula orang yang dari awal dibaptis sampai saat ajalnya dengan semangat mengikuti dan mewartakan Kristus dengan semangat dan gembira.
  • Ada rombongan umat yang pada awalnya semangat nyanyi, tapi ketika jauh dari koor kemudian loyo tak berbunyi, baru kemudian sampai di Gereja ikut semangat lagi, menyanyi dengan mantap sambil melambai-lambaikan daun palmanya! Ini golongan dhatnyeng, kadang semangat kadang loyo. Saat tertentu, golongan ini begitu aktif terlibat, bahkan teramat sangat bersemangat… tapi dalam waktu singkat mereka menjadi loyo dan mlempem, semangat lagi dan loyo lagi, begitu seterusnya. Ada semangat, tapi tak ada konsistensi.
  • Ada rombongan umat yang dari awal perarakan sudah kelihatan malas-malasan, mereka memang berada dalam rombongan tetapi selama perjalanan saling bincang sendiri-sendiri, berjalan dengan seenaknya tanpa kekitmadan doa. Bukannya bernyanyi, mereka malahan ngobrol dengan teman sebelahnya. Kita tahu juga, ada umat kita yang memang sejak dibaptis sampai akhir hayat tak pernah murtad, tetapi mengikuti Kristus dengan setengah hati. Tidak bergiat dalam jemaat, sekedar mengalir saja, tak terlalu ambil peduli pada dinamika Gereja.
  • Ada pula rombongan yang sukanya main terobos, tidak mau ikut berarak di jalur perarakan yang panjang tetapi maunya langsung menuju Gereja saja. Mereka mengikuti upacara di barisan paling belakang, kemudian cepat-cepat lari meninggalkan lapangan lewat pintu belakang. Ada memang umat yang tak mau berproses dalam mengikuti Kristus tapi tetap ingin masuk surga. Mereka memilih jadi Katolik dua kali saja: saat dibaptis —kemudian ‘cuti’ tak pernah ke Gereja tak pernah terlibat apa-apa— dan baru kemudian hari, menjelang ajalnya dia kembali meminta pelayanan Gereja, pengurapan orang sakit dan pemakaman.
  • Masih ada golongan lainnya: rombongan kerjabakti angkat-angkat dan jaga parkir, tapi tidak ikut perayaan ekaristi. Barangkali ini mengisyaratkan pula adanya kelompok umat yang merasa ‘yang penting berbuat baik’ saja, sementara doa, ke Gereja, dan kegiatan Gerejawi lain dipandangnya tak ada nilainya.
Emmmmm…. Aku di rombongan mana ya? Atau model lain lagi?

Rabu, 25 Maret 2009

Bunuh Diri Remaja... Tak berhargakah hidup dalam derita?


Seorang remaja tanggung datang malam itu, mengantar temannya, seorang anak gadis yang sulit kutebak umurnya.

“Rama, mau konsultasi. Besok khan hari ulangtahunnya dia, tapi dia ini malah ingin mengakhiri hidupnya. Gimana ini, Rama?” dia langsung bicara, bahkan sebelum kupersilakan duduk.
“Enggak kok!” Si gadis kecil menunduk, setengah menyembunyikan wajahnya di sisi bahu sahabatnya. Sepertinya dia enggan bicara, namun pepat juga dada dan kepala menahan gelora hatinya. Tak tahu, untuk siapa kalimatnya, dan entah pula maksudnya.

Aku duduk, dan mereka pun berdua mengikutiku. Senyumku memancingnya untuk bertutur. Semula dia diam, sahabatnya yang memulai pembicaraan. Kutanya, hanya diam dan sembab mata jawabannya. Pelan… dari keengganan dan kebingunan, disusul derai air mata…. Sampai kemudian dia mulai lancar mengkalimatkan bebannya.

Si gadis kecil, yang SMP pun belum lulus tetapi wajahnya menyiratkan pergulatan yang membuatnya lebih matang —aku sempat menanyainya, “Sekarang kuliah, sekolah, atau…?” karena memang susah menebak dari gurat wajahnya— membuka pedih hatinya. Ibu bapaknya bercerai sejak di SD. Si Bapak pergi entah ke mana. Ibu lalu nikah lagi dan meninggalkan anak-anaknya. Kakak-kakaknya tercerai-berai, pergi sendiri-sendiri, dan nyaris tak ada kontak lagi. Ia sendirian, bersama neneknya yang mulai pula ditelan kerentaan.

Dia mengeluhkan, mengapa hidupnya terus menanggung duka di usianya yang masih muda. Ia tak tahan betapa dalam kepedihan itu malahan banyak saudara menyudutkannya dengan celaan. Ia marah pada ibunya, tapi tak rela setiap kali ada saudara yang mencela. Ia tak ingin ada seorang pun tahu masalahnya, maka berusaha selalu tampil ceria, tapi itu mengingkari apa yang bergolak di dalam hatinya. Hidup hanya meniti derita demi derita… Hidup tak lagi berguna, hanya jadi beban saja… Semua sia-sia! Bunuh diri adalah satu-satunya jalan mengakhiri penderitaan dan membebaskan neneknya dari beban, itu saja yang dapat dipikirkan.

Aku mendengarkannya, mencoba turut merasakan kesepian, kesendirian, dan kehampaan yang dituturkannya. Perceraian kedua orangtuanya sudah menjadi beban yang tak mudah dipikul. Lebih berat lagi, ternyata baik bapak maupun ibunya kemudian meninggalkan anak-anaknya; anak-anak dititipkan pada kakek-neneknya. Tak hanya ditinggalkan, tetapi merasa terbuang! Sesudah itu, dalam keterpurukannya, ternyata kakak-kakaknya pun tercerai berai, berpisah dan tak saling komunikasi. Orang-orang yang diharapkan menjadi orang-orang terdekat tidak ada. Kakek yang menjadi pelindung hati dan tulang punggung ekonomi meninggal, suatu kehilangan yang begitu menghampakan. Dia butuh tempat di mana ia merasa berharga dan diterima, tetapi ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Kerabat-kerabatnya menyalahkan kedua orangtuanya yang menelantarkan anak dan ‘membebani’ neneknya dengan tanggungjawab memelihara cucu-cucunya. Kesepiannya semakin mendalam, karena dia merasa harus menyimpan bebannya sendirian jangan sampai masalah keluarganya diketahui oleh teman-teman.

Ia ingin melarikan diri dari masalahnya! Masalah yang silih ganti dan bertambah berdatangan dalam hidupnya dan dia merasa tak kuat lagi menanggungnya. Ia merasa hidupnya tak lagi bermakna, dan seolah tiada artinya kehidupannya di dunia. Tak ada yang akan kehilangan dia kalau meninggalkan dunia ini, bahkan neneknya tak akan lagi terbebani. Dia pun akan terbebas dari semua derita ini.

Aku mengajaknya berpikir, benarkah masalah akan selesai kalau dia bunuh diri? Membunuh diri tak akan menghasilkan kebahagiaan apa-apa, selain menghasilkan kematian belaka. Killing yourself won’t make you happy, it will simply make you dead! Neneknya pun bukannya tak lagi terbebani, tetapi akan menanggung beban baru lagi.

Kuyakinkan pula, bahwa orang yang melarikan diri dari masalah selamanya tidak pernah akan sukses. Kesuksesan tak pernah menjadi hak orang yang melarikan diri dari masalah. Hanya mereka yang berani menghadapi persoalannya, juga kalau keberanian itu membuatnya jatuh dan jatuh, yang akan bisa meraih keberhasilan. Orang yang melarikan diri dari masalah, mungkin tidak merasa jatuh dan gagal, tapi dia tidak mungkin mencapai keberhasilan.

Sekarang bunuh diri, akan mati. Tidak bunuh diri pun, pada saatnya kita semua juga akan mati. Tapi kita bisa memilih kematian kita menjadi kematian yang bermakna dan mulia atau kematian tanpa makna, sia-sia, atau bahkan hina. Usianya baru lima belas tahun, taruhlah misal hidup sampai tujuhpuluh tahun, maka ia masih punya kesempatan hidup limapuluh lima tahun! Lima belas tahun hidup seolah tanpa makna bisa dilanjutkan dengan limapuluh lima tahun hidup penuh makna dan bahagia. Akankah hidup lima belas tahun penuh penderitaan ini diakhiri dengan penderitaan pula! Atau akan dilanjutkan dengan lima puluh lima tahun penuh makna dan bahagia hingga nanti saat mengakhirinya dengan kematian yang mulia?

Aku mulai menyanjungnya, dengan sanjungan tulus atas apa yang tadi dikatakannya, bahwa meski keadaannya seperti ini dia tidak melarikan diri dengan obat-obatan atau pergaulan yang tidak sehat! Aku mengatakan dan meyakinkan dia, betapa dia ini sebenarnya perkasa dan luar biasa. Seorang yang seteguh ini sungguh dibutuhkan untuk masa depan dunia. Mulai tampak sedikit rona pengharapan di wajahnya.

Aku memberi beberapa inspirasi yang mungkin bisa dia buat untuk menolong banyak orang. Misalnya saja dia menuliskan pergulatan hatinya, kemudian menggubahnya menjadi sebuah cerita entah cerita pendek, puisi, novel atau apa yang mengungkapkan pergulatannya. Cerita yang sungguh bertolak dari pengalaman nyata dan mendalam darinya, mungkin akan bisa membuat orangtua berpikir ulang tentang anaknya ketika ingin bercerai dan bisalah itu menyelamatkan keluarganya. Anak-anak muda yang ada dalam pergulatan yang sama dengannya akan mendapatkan keteguhan pula. Kalau penderitaan kita ini dapat berguna untuk keselamatan orang lain, mengapa kita tidak menggunakannya? Bukankah Gusti Yesus itu juga menderita di kayu salib, namun penderitaannya menyelamatkan kita? Mungkin kita bukan orang tersalib, tapi kita juga boleh ikut memikul salib… dan kita pun bisa membuat salib kita berguna demi keselamatan.

Rona wajahnya semakin menyala…

Satu hal lagi kukatakan, sebagai yang terakhir tapi sangat penting untuk kunyatakan: Kalau kamu melakukan semua itu, mengolah sakit-deritamu untuk menyelamatkan orang, hidupmu akan sangat berharga dan bermakna. Pasti derita dan kesulitan hidup tetap ada, tetapi kebahagiaan akan hadir pula, jauh lebih besar dan melingkupi semuanya… Tetapi hidupmu sekarang ini pun, tanpa telah melakukan hal-hal yang akan membuat guna dan makna seperti itu, sekarang ini pun hidupmu ini berharga! Mengapa ada seorang sahabat mengantarkanmu ke sini ketika engkau mengatakan hendak bunuh diri? Kenapa dia tidak diam dan cuek aja membiarkan semuanya terjadi begitu saja? Karena kamu berharga di hidupnya. Mengapa aku mendengarkanmu bercerita dan berusaha meyakinkanmu untuk bukannya mengakhiri hidup tapi melakukan hal-hal yang berguna? Karena aku tahu engkau ini batu permata berharga bagi masa depan banyak anak muda dan bahkan bagi keluarga-keluarga yang lebih tua… Hanya saja permata itu belum bersinar karena belum digerenda dan digosok sempurna! Mengapa Tuhan mengirimmu malam ini ke sini? Karena kamu mutiara berharga dihatiNya, kamu sangat dicintaiNya, dan hidupmu berharga di mataNya! Kamu diselamatkanNya karena kamu dicintaiNya dan kamu dibutuhkanNya untuk berkarya di dunia!

Air matanya meleleh… semoga oleh keharuan bukan oleh derita yang makin dalam!

Aku mengakhiri perjumpaan dengan doa dan berkat, sebab hanya Tuhan yang bisa membuatnya sungguh selamat!

Ia pulang dengan membawa senyuman, meski aku tahu derita tidaklah begitu saja hilang…



...semoga kita teringat untuk tak pernah membiarkan seorang pun anak merasa hidupnya sia-sia, semoga kita semakin menghayati dan membangun hidup penuh makna!

papa tan mengasihi Anda semua!

Senin, 23 Maret 2009

KB Alamiah Meteode Ovulasi Billings, pilihan cerdas keluarga!


Selasa sore, 17 Maret 2009, kami Tim Kerja Kerasulan Keluarga Paroki Pugeran belajar bersama untuk menyiapkan materi Kursus Persiapan Perkawinan. Salah satu tema yang kami bicarakan adalah mengenai Keluarga Berencana Alamiah dengan Metode Ovulasi Billings (MOB). Materi KBA-MOB disampaikan oleh Ibu Srining Sapta, dari Pusat Informasi Metode Ovulasi Billings Jogjakarta.

Satu kesan mendasar: Betapa luar biasa kehidupan!

Berapa tahun lalu, ketika kuliah aku masih berpikir bahwa KBA adalah satu-satunya KB yang diizinkan oleh Gereja Katolik, cara KB satu-satunya yang dihalalkan dan dianggap paling baik oleh Gereja! Tahun-tahun ini, aku berpikir bahwa KBA adalah cara KB yang paling baik di antara semua cara KB. Kali ini aku menjadi yakin, bahwa KBA adalah satu-satunya cara KB yang baik dan benar! Dan Metode Ovulasi Billings merupakan metode KBA yang sungguh handal dan luar biasa!


SEKILAS TENTANG KBA METODE OVULASI BILLINGS

Metode Ovulasi Billings mempunyai falsah HORMAT KEPADA KEHIDUPAN. Dasarnya yaitu mengamati tanda-tanda dan gejala lendir yang secara alamiah terjadi pada servik setiap perempuan dan menjadi pratanda masa subur dan masa tidak subur seorang perempuan. Luar biasanya, ketika lebih dalam dicermati, semakin nyata dahsyat dan istimewanya manusia sebagai ciptaan ini. Secara fisik tubuh ini sungguh mempunyai mekanisme yang luar biasa sempurna. Lebih dahsyat pula, sistem mekanis tubuh ini pun ternyata mempunyai kaitan erat dengan pola emosi manusiawi, dan akan bermakna pula pada aspek relasi.

Sampai sekarang, memang masih banyak orang yang rancu dan ganggam tentang Metode Ovulasi Billings ini dan aneka cara KBA lainnya seperti misalnya Metode Kalender. Metode Ovulasi Billings bukan sistem kalender. KBA sistem Kalender dilakukan berdasarkan hitungan tanggal. Metode Ovulasi Billings adalah suatu sistem untuk menentuakan masa subur seorang perempuan dengan melihat dan merasakan adanya gejala pengeluaran lendir yang tampak/terasa pada saat/hari itu juga.

Metode Ovulasi Billings dilaksanakan berdasarkan hal-hal berikut ini:
• Ovulasi biasanya terjadi satu kali setiap siklus
• Sel telur berada di saluran telur kurang dari 24 jam jika tidak dibuahi.
• Sperma memerlukan lendir yang subur agar dapat hidup.
• Sperma bersama lendir yang subur dapat bertahan hidup selama 3-5 hari.
• Kesuburan tergantung pada ovulasi dan lendir yang baik.
• Menstruasi akan terjadi 11-16 hari setelah ovulasi

Pasangan yang menginginkan kehamilan dapat melakukan hubungan seksual pada saat masa subur. Pasangan yang ingin menghindari kehamilan, jangan melakukan hubungan intim atau kontak alat kelamin pada masa subur. Jadi, metode ini dapat diterapkan untuk tujuan menjarangkan kehamilan, mendapatkan kehamilan bagi yang sulit hamil, bahkan dapat juga untuk merencanakan jenis kelamin anak.

Metode Ovulasi Billings didasarkan pada pengidentifikasian kesuburan/ketidaksuburan setiap hari, yang dialami semua perempuan, baik yang siklusnya teratur maupun yang tidak teratur, atau pun yang siklusnya panjang atau pendek. Perempuan yang proses ovulasinya tidak teratur atau yang tidak mengalami ovulasi sekalipun tetap dapat menggunakan metode ini. Jadi metode ini ternyata dapat digunakan bagi perempuan dengan segala macam siklusnya, antara lain: Siklus yang teratur, siklus yang tidak teratur, tidak mengalami ovulasi, setelah melahirkan, pada saat menyusui, setelah menggunakan alat kontrasepsi, pada saat menjelang menopause, kesuburan yang rendah.


KEUNTUNGAN KBA METODE OVULASI BILLINGS

Dalam brosur yang tentang MOB ini, disajikan daftar keuntungan KBA dengan metode ini, yaitu:
1. Memungkinkan setiap kehamilan direncanakan, termasuk jenis kelamin anak
2. Berdasarkan metode ilmiah
3. Alamiah, tidak memakai alat kontrasepsi atau obat-obat kimia.
4. Dapat sangat diandalkan keberhasilannya (aman)
5. Sehat, tidak ada efek sampingan.
6. Sangat membantu meningkatkan keserasian rohani dan jasmani dalam perkawinan.
7. Ekonomis, mandiri penuh.
8. Sederhana, dapat diterapkan oleh setiap perempuan yang subur.
9. Dapat membantu pasangan yang susah hamil untuk mendapatkan anak.
10. Sesuai dengan ajaran masing-masing agama.
11. Telah diakui Pemerintah Indonesia

Hal yang tak pernah dikomunikasikan tentang KB secara artifisial, baik dengan alat atau pun obat, adalah efek sampingannya. Pengguna atau calon pengguna hanya diberi tahu, obat atau alat ini sejauh mana efektif untuk mencegah kehamilan. Orang tidak diajak mengerti bagaimana dan seperti apakah kerja spiral itu, misalnya. Spiral, sebagai benda keras dan asing dimasukkan dalam rahim yang kecil dan ringkih adalah suatu hal yang sebenarnya sangat membahayakan kesehatan perempuan. Lebih parahnya lagi, penggunaan spiral itu sebenarnya masih memun gkinkan terjadinya pembuahan dan baru kemudian menghalangi kemungkinan nidasi (penempelan zigot pada dinding rahim), sehingga kehamilan tergagalkan. Sebenarnya, dalam proses ini terjadi suatu keguguran (atau bahkan pengguguran!) pada masa awal sekali dari kehamilan.

Orang tidak pernah diajak mendiskusikan, bagaimana penggunaan susuk dan pil itu merupakan manipulasi hormonal dan ketika seorang perempuan dimanipulasi hormonnya, maka hal itu dapat mempengaruhi kondisi fisik dan bahkan psikisnya. Orang hanya diberitahu: yang penting tidak hamil… bahwa secara fisik ada perubahan (bisa kegemukan, pendarahan terus-menerus, atau bahkan menyebabkan penyakit lain termasuk kanker), bahwa secara psikis seringkali ada efek (uring-uringan, kehilangan keceriaan, gairah hidup yang menurun karena produksi hormon berubah!) orang dibodohi jangan sampai tahu! Bahwa gel yang dipakai dalam kondom itu potensial menjadi alergen bagi perempuan, orang tak pernah bicara!

KB Alamiah dalam hal ini sebenarnya jauh lebih unggul karena tanpa efek samping, murah, namun sekaligus sungguh ilmiah. Efektivitasnya pun dahsyat, 99% berhasil untuk kepentingan menghindari atau menunda kehamilan. 1% potensi gagal itu adalah karena kurang disiplin saja dalam pelaksanaannya. Cukuplah konsultasi dan pendampingan selama 3 siklus kesuburan (sekitar 3 bulan), kemudian segalanya bisa dijalankan secara mandiri.

Orang sering berpikir bahwa KB Alamiah itu ‘ribet’ banyak repotnya karena harus selalu hitung-menghitung yang mungkin tidak tepat (ini bukan Metode Ovulasi Billings, tetapi metode kalendar, yang memang sekarang disadari banyak kelemahan baik efektivitas maupun metodenya). Orang sudah lebih dahulu merasa malas berpantang, seolah pantang itu terlalu lama, padahal kalau tahu persis metodenya sebenarnya tidak lama-lama amat. Pencatatan harian seringkali dipandang merepotkan, padahal sebenarnya pencatatan itu begitu sederhana dan satu hari cukup mencatat satu kali saja! Ini tidak lebih repot daripada setiap kali lapar kita harus makan (sekali makan butuh waktu lebih lama, apalagi kita makan tak cukup sehari sekali!)

Yang pasti dan itu tidak ada di dalam sarana KB lainnya adalah: KBA itu memutukan relasi suami isteri. KBA selalu mengandaikan adanya komunikasi dan tanggungjawab bersama suami isteri. KB bukan hanya melulu tanggungjawab istri; sementara suami seolah tinggal terima jadi. Selain itu, pengenalan siklus kesuburan sebenarnya sangat efektif pula untuk meningkatkan mutu komunikasi. Mengapa? Karena siklus kesuburan ini berhubungan erat dengan kondisi psikis seorang perempuan. Ada kondisi-kondisi emosional perempuan yang khas pada saat ia subur, pada saat menstruasi dan saat menjelang atau sesudahnya, dll. Kalau hal ini dikenali dan diperhatikan oleh pasangannya, sungguhlah ini sangat berguna untuk menentukan metode dan saat berkomunikasi. Mereka yang menjalankan KBA akan mengalami hal ini dan makin lama akan semakin peka menyadarinya.

Selain itu, bagi penganut agama tertentu, Katolik misalnya, KBA ini tidak menimbulkan problematika iman apa pun.

Hal menarik adalah bahwa orang yang sering mengeluhkan KBA itu bukan mereka yang menjalankannya tetapi orang yang sama sekali tidak pernah mencobanya atau sebentar saja mencobanya dan itu pun tanpa pengetahuann yang cukup. Mereka yang menjalankan KBA-MOB dengan pengetahuan yang benar bisa dibilang tidak pernah mengeluhkan bahkan punya banyak kesaksian indah atas apa yang dilakukan.

Betapa luar biasanya kehidupan ini! Ada hal yang begitu rumit dan sempurna, tetapi sekaligus bisa dimengerti dengan sederhana… dan sungguh berdaya guna! Penciptaan manusia ini sungguh luar biasa, semakin kita mencoba mengenalinya, semakin terasa istimewa dan dahsyat karyaNya; karya luar biasa yang kadang kita lihat sekilas tampaknya sekedar biasa-biasa saja.


TANTANGAN NYATA: BENTURAN DENGAN KEPENTINGAN LAIN

“Ini lagi… kegagalan Billings!” Seorang dokter berteriak demikian memberitahu Bu Srining Sapta, di hadapan banyak orang, seolah mengumumkan di hadapan umum bahwa MOB tidak efektif, ketika ada seorang ibu yang konsultasi pada dokter itu dan mengaku gagal KB menggunakan Metode Ovulasi Billings. Ada rasa seolah dipermalukan di depan umum, tapi Bu Srining Sapta pun tetap tenang. Ia bertanya pada pasien dokter itu, “Ibu menggunakan KBA?” Ibu itu menjawab ya. “Dengan Metode Ovulasi Billings?” Dia pun kembali menjawab ya! “Boleh saya lihat catatannya, mana?” Dan ibu itu menjawab, “Saya tidak mencatatnya!” Lalu Bu Srining pun mendekati dokter itu, “Orang tidak bisa mengatakan menggunakan Metode Ovulasi Billings kalau dia tidak membuat catatan hariannya. Bagaimana bisa dipastikan dia tidak melakukan hubungan pada saat subur, kalau hanya berdasar ingatan saja… Ini tidak bisa membuktikan kegagalan MOB!” Dokter itu pun bungkam, karena memang secara ilmiah demikian.

Itu tadi adalah sepenggal kisah, bagaimana seorang dokter seolah menemukan kebanggaan ketika ada ‘bukti’ kegagalan KBA. Lazim orang-orang medis ini, baik dokter maupun bidan, yang mengatakan, “Impossible menghindari kehamilan tanpa alat apa-apa!” Benarkah itu tidak mungkin? KBA dengan Metode Ovulasi Billings bukan mengandalkan sugesti belaka! Ini melewati kerja keras penelitian selama 40 tahun, dan hasilnya pun sungguh ilmiah.

Yang pasti adalah bahwa KBA ini tidak mendatangkan duit bagi pelayannya: baik dari pemakai maupun dari penyedia alat-alatnya. Wajar saja, kalau mereka yang mempromosikan dan mendapat uang dari KB artifisial akan berperang melawan kampanye KB Alamiah ini. Semua butuh dan senang duit! Bidan pemerintah butuh kredit point dengan mencari akseptor KB, dan itu tidak termasuk untuk KBA. Meski pemerintah secara nasional mengakui KBA Metode Ovulasi Billings ini termasuk sarana KB yang diakui, tetapi faktanya di lapangan bisa lain, ada Kabupaten-Kabupaten tertentu yang tidak mau mengakuinya.

Promosi KB Alamiah memang berhadapan dengan ‘mafia’ besar yang menolaknya karena berbenturan dengan kepentingan mereka. Dan ini sungguh berat! Siapa sih yang tidak percaya ketika dikatakan bahwa KBA itu impossible, kalau yang mengatakannya itu seorang bidan atau seorang dokter? Mereka mempunyai kompetensi untuk bicara tentang itu, tetapi kata-kata ini muncul bukan dari kompetensinya melainkan dari kepentingannya! Yah… ujung-ujungnya duit juga! KBA itu tidak mendatangkan duit.
Saatnya kita mengajak masyarakat untuk berpikir cerdas! Kalau ada metode yang efektif, murah (bahkan bisa dibilang gratis), dan tanpa efek sampingan, mengapa memilih yang mahal, banyak efek sampingannya, bahkan efektivitasnya pun meragukan di sana-sini? Kalau ada cara-cara yang lebih menjunjung martabat kemanusiaan dan memajukan kesetaraan laki-laki dan perempuan, kenapa memilih cara-cara yang merendahkan harkat kemanusiaan dan melanggengkan subordinasi perempuan? Kalau ada metode KB yang bukan hanya bisa ‘menghalangi kehamilan saja’ tetapi sungguh bisa mengaturnya dan bahkan berguna untuk meningkatkan mutu komunikasi suami isteri, mengapa tidak memilih yang ini.

[Ctt: Bila Anda berminat, silakan hubungi Pusat Informasi Metode Ovulasi Billings (PUSIMOB) Jogjakarta. Perum UPN Kav. 38, Kregan-Wedomartani-Ngemplak-Sleman. HP 081 328 007 629]

Semoga berguna dan menjadi berkat bagi Anda dan keluarga,
Salam kasih dan doa
Papa Tan

Sabtu, 07 Maret 2009

Kegagalan Bukan Akhir Perjuangan

Seorang sahabat mengirim email ini dalam mailinglist YMP-21, inspiratif dan sayang kalau tidak kubagikan pada yang lain. Semoga menjadi inspirasi bagi Anda yang mampir di Blog ini.


Self Efficacy - Mereka tidak menyerah

Penulis Ikhwan Sopa

Berikut ini adalah sebagian inspirasi dari “Self Efficacy”-nya Dr. Albert Bandura, sebagiannya lagi dari memungut di sana dan di sini. Semoga bermanfaat.

Abraham Lincoln berangkat ke medan perang sebagai kapten dan kembali sebagai prajurit. Kemudian, dia gagal sebagai pebisnis. Sebagai ahli hukum di Springfield, dia sangat tidak praktis dan temperamental untuk sukses. Dia beralih ke dunia politik dan kalah pada usaha pertamanya untuk menjadi anggota legislatif, kemudian kalah lagi dalam nominasi menjadi anggota konggres, kemudian gagal menjadi komisioner di General Land Office, kalah lagi dalam pemilihan senator tahun 1854, kalah lagi dalam pemilihan Wakil Presiden tahun 1856, dan kalah lagi dalam pemilihan senat 1858. Dia menulis kepada seorang temannya, “Saya sekarang adalah manusia hidup yang paling menderita. Jika apa yang saya rasakan dibagi rata kepada semua umat manusia, maka tak ada wajah yang ceria di muka bumi ini.”

Winston Churcill harus mengulang di sekolah dasar, dan saat ia memasuki sekolah berikutnya, Harrow, ia ditempatkan di bagian terendah di kelas terendah. Selanjutnya, ia gagal dua kali dalam ujian masuk Royal Military Academy at Sandhurst. Ia kalah dalam pemilihan anggota parlemen. Ia menjadi perdana menteri di usia 62 tahun. Ia kemudian menulis, “Never give in, never give in, never, never, never, never - in nothing, great or small, large or petty - never give in except to convictions of honor and good sense. Never, Never, Never, Never give up.”

Socrates, dijuluki sebagai “koruptor kaum muda yang amoral” karena ajarannya. Ia meneruskan korupsinya, bahkan setelah dijatuhi hukuman mati. Ia mati minum racun dan tetap dalam keadaan korupsi.

Sigmund Freud menuai “Huuu…!” yang meriah saat pertama kali mempresentasikan idenya di hadapan masyarakat ilmiah Eropa. Ia kembali ke kantornya dan tetap menulis.

Guru-guru Thomas Alva Edison berkata, “dia terlalu tolol untuk belajar apapun.” Dia dipecat dari pekerjaan pertamanya karena “tidak produktif”. Sebagai penemu, Edison membuat 1.000 percobaan yang gagal sebelum menemukan bola lampu. Saat seorang wartawan bertanya kepadanya, “Apa rasanya gagal seribu kali?” Edison menjawab, “Saya nggak gagal seribu kali. Bola lampu ditemukan dengan seribu langkah.”

Albert Einstein tidak bisa bicara sampai berusia 4 tahun dan tidak bisa membaca sampai usia 7 tahun. Orangtuanya beranggapan bahwa dia abnormal. Salah satu gurunya mendeskripsikan Einstein dengan, “mentalnya terlalu lemot, tidak sosial, dan terus bertualang dalam impian bodoh.” Dia dikeluarkan dari sekolah dan ditolak masuk ke sekolah politeknik Zurich. Einstein sangat sedikit belajar bicara dan menulis. Ia bahkan sedikit sekali belajar matematika.

Louis Pasteur hanyalah murid rata-rata di sekolahnya. Ia ranking 15 dari 22 di kelas kimia.

Setelah audisi pertamanya, Sidney Poitier dinasehati oleh direktur casting, “mengapa kamu tidak berhenti menghamburkan waktu orang lain dan pergilah keluar sana jadi tukang cuci piring atau apalah gitu?” Saat itulah, ia memutuskan untuk membaktikan dirinya dalam dunia akting.

Henry Ford gagal dan bangkrut lima kali sebelum dia sukses dengan mobilnya.

Stan Smith ditolak menjadi ball boy untuk Davis Cup karena “terlalu aneh dan kikuk.” Dia tetap aneh dan kikuk, dan memenangkan Wimbledon dan US Open. Dan, delapan piala Davis.

RH Macy gagal dan bangkrut tujuh kali sebelum tokonya merajalela di New York.

Saat Bell Telephone Company jungkir balik di masa-masa awalnya, pemiliknya Alexander Graham Bell menawarkan seluruh haknya ke Western Union seharga 100,000 USD. Penawaran itu ditolak dengan balasan, “apa manfaatnya mainan elektronik yang ditawarkan perusahaan ini.”

Michael Jordan berkata, “Sepanjang karir Saya, Saya gagal 900 kali melempar bola. Saya kalah di hampir 300 pertandingan. 26 kali Saya dipercaya untuk melakukan lemparan kemenangan, dan gagal. Saya gagal dan gagal lagi di sepanjang hidup Saya. Itulah sebabnya Saya sukses.”

Walt Disney dipecat dari jabatannya sebagai editor di sebuah koran, sebab dianggap “tidak punya imajinasi dan tak punya ide bagus.” Dia bangkrut beberapa kali sebelum membangun Disneyland. Faktanya, taman bermain itu ditolak oleh kota Anaheim dengan alasan hanya akan mengundang manusia sampah dan gelandangan.

Saat pertama kali Jerry Seinfeld manggung sebagai pelawak profesional, dia melihat audience, terdiam kaku, dan lupa bahasa Inggris. Dia mencoba berjuang sekitar satu setengah menit sebelum didepak dari panggung. Dia kembali lagi malam berikutnya, dan menutup aksinya dengan applause yang sangat meriah.

18 penerbit menolak menerbitkan buku Richard Bach. Macmillan akhirnya menerbitkan “Jonathan Livingston Seagull” di tahun 1970. Tahun 1975, 7 juta kopi buku itu beredar, hanya di Amerika saja.

Setelah peran pertamanya sebagai bellboy di film “Dead Heat on Merry-Go-Round”, Harrison Ford dipanggil wakil presiden studio film ke kantornya. “Duduklah nak,” ia berkata. “Saya akan bercerita. Saat pertama kali Tony Curtis tampil dalam film, perannya hanyalah mengantarkan sebuah kantong belanja. Kami melihatnya dan kami langsung tahu bahwa ia adalah bintang besar.” Ford membalas, “Saya kira Bapak melihatnya sebagai kurir kantong belanja.” Tuan wakil presiden berdiri dan berkata, “Kamu nggak ngerti juga ya, kamu nggak ngerti juga… sekarang minggat deh dari sini!

Kepala sekolah Michael Cain berkata padanya, “Kamu bakal jadi pekerja di sepanjang hidup kamu.” Michael Cain mempekerjakan dirinya dan mendapatkan dua Academy Award.

Charlie Chaplin awalnya ditolak oleh berbagai studio di Hollywood sebab pantomimnya dianggap “nonsense”.

Di SMU, Robin Williams terpilih sebagai “Yang Paling Kecil Kemungkinan Suksesnya”.

Decca Records membatalkan kontrak rekaman The Beatles dengan alasan, “Kami tidak suka suara mereka. Grup band dengan gitar bakal segera punah.” Setelah itu, Columbia Records juga mendepak mereka.

Tahun 1954, Jimmy Denny, manajer Grand Ole Opry, memecat Elvis Presley setelah satu kali manggung. Mereka bilang ke Elvis, “Kamu nggak bakal kemana-mana, nak. Sebaiknya kamu kembali menjadi supir truk saja.”

Beethoven biasa memegang biola dengan cara yang aneh dan lebih memilih memainkan karyanya sendiri ketimbang memperbaiki tekniknya. Gurunya menyebut dia sebagai “komponis tanpa harapan”. Ia menulis lima simfoni terkenalnya, dengan telinga yang tuli total.

Sebuah dealer barang seni menolak Picasso saat ia ingin numpang berteduh menyelamatkan lukisannya dari guyuran hujan. Tak lama kemudian dealer itu bangkrut.

Van Gogh hanya berhasil menjual satu lukisan saja di dalam hidupnya. Itupun, dijual kepada saudara dari temannya seharga 400 franc (sekitar 50 USD). Ini tidak membuatnya berhenti untuk berkarya menghasilkan lebih dari 800 lukisan.

12 penerbit menolak “Harry Potter” karya JK Rowlings sebelum sebuah penerbit kecil setuju menerbitkan “Harry Potter and The Philosopher’s Stone”.

Komputer masa depan beratnya tidak akan lebih dari satu setengah ton.” (Popular Mechanics, meramalkan kemajuan ilmu pengetahuan, 1949.)

Saya rasa, akan ada pasar dunia untuk sekitar lima komputer.” (Thomas Watson, chairman of IBM, 1943.)

Saya sudah kemana-mana di negeri ini dan berbicara dengan orang-orang terbaik, dan Saya bisa meyakinkan Anda bahwa data processing adalah lelucon yang tak akan bertahan sampai akhir tahun.” (Editor kepala untuk buku bisnis di Prentice Hall, 1957.)

Tapi apa bagusnya?” (Insinyur di divisi Advanced Computing Systems IBM, mengomentari microchip, 1968)

Tidak ada alasan mengapa orang harus punya komputer di rumahnya.” (Ken Olson, president, chairman dan founder of Digital Equipment Corp, 1977.)

Telepon ini terlalu merepotkan untuk dipertimbangkan sebagai alat komunikasi. Tak ada nilainya buat kita.” (memo rapat di Western Union, 1876.)

Kotak musik tanpa kabel ini tak ada nilai komersialnya. Siapa sih yang mau membayar untuk lagu yang dikirim kepada orang yang tidak jelas?” (Kolega David Sarnoff saat menolak investasi di bidang radio sekitar tahun 20-an.)

Siapa sih yang mau mendengar aktor berbicara?” (HM Warner, Warner Bros, 1927 sesaat sebelum era film bisu berakhir.)

Mesin terbang yang lebih ringan dari udara. Itu mustahil banget.” (Lord Kelvin, president, Royal Society, 1895.)

Kami lalu pergi ke Atari dan berkata, kami punya sesuatu yang istimewa, separuhnya menggunakan sparepart Anda, maukah Anda membiayai kami? Kami cuma mau mengerjakannya, nanti kami berikan seluruhnya kepada Anda. Bayar gaji kami, kami akan bekerja untuk Anda. Mereka bilang: nggak. Lalu kami pergi ke Hewlett-Packard; mereka bilang, kami tidak butuh Anda. Anda bahkan belum lulus kuliah.” (Steve Jobs, founder Apple Computer saat merayu Atari and HP agar mau berinvestasi untuk membuat PC.)

Mengebor untuk minyak? Maksud kamu mengebor tanah untuk menemukan minyak? Gila luh!” (Tukang bor yang ditawari Edwin L Drake untuk mengebor minyak, 1859.)

Pesawat terbang itu mainan bagus. Tapi nggak ada gunanya untuk militer.” (Marsekal Ferdinand Foch, Professor of Strategy, Ecole Superieure de Guerre.)

Memory sebesar 640K sudah cukup untuk setiap orang.” (Bill Gates of Microsoft, 1981.)

21 penerbit menolak novel humor Richard Hooker, M*A*S*H. Padahal dia mengerjakannya tujuh tahun.

22 penerbit menolak buku James Joyce “The Dubliners”.

27 penerbit menolak buku pertama Dr. Seuss, “To Think That I Saw It on Mulberry Street”

Jack London meneriman enam ratus surat penolakan sebelum berhasil menjual kisah pertamanya.

Novelist kriminal Inggris John Creasey menerima 753 surat penolakan sebelum ia berhasil menerbitkan 564 buku.

William Saroyan mengumpulkan seribu penolakan sebelum berhasil menerbitkan “Way to not take a hint, Bill!”

Kolonel Harland Sanders ditolak ratusan kali, sebelum KFC-nya ngetop ke seluruh dunia.

Daniel Boone ditanya apakah dia pernah tersesat di tengah hutan. Boone menjawab, “nggak, tapi pernah sih kesasar tiga hari.”

John Milton menulis “Paradise Lost” selama 16 tahun setelah ia kehilangan penglihatannya.

Seorang profesor di MIT membuka kursus “Gagal”. Dia melakukannya, katanya, karena kegagalan adalah pengalaman yang lebih sering terjadi ketimbang sukses. Dalam sebuah interview seseorang bertanya kepadanya, apakah ada yang gagal dalam kursusnya itu. Ia berpikir sejenak dan kemudian berkata, “nggak sih, tapi ada dua yang tidak menyelesaikan.”

James Sastrowijaya dari Jakarta, ditolak 20 bank sebelum berhasil meyakinkan enam bank. Ia kemudian menjadi milyarder properti dengan modal nol rupiah.

Masbukhin si raja voucher, gagal bisnis berkali-kali sebelum menjadi “Karyawan Ber-Omzet Milyaran”.

Toko Roni Yuzirman di Tanah Abang terbakar. Ia kini makin berhasil dengan toko online, “Manet Vision”.

Seorang peserta seminar Tung Desem Waringin mengaku, “Tiga tahun yang lalu Saya adalah cleaning service di Golden Truly”. Sekarang, Saya punya Jaguar sendiri.


Semoga menjadi inspirasi Anda juga!

Jumat, 06 Maret 2009

TUHAN MENGASIHIMU


Tuhan memandangmu sebagai seorang pribadi
sebagaimana adamu...
DipanggilNya engkau dengan namamu
.
Sebagai Penciptamu, Ia sungguh memahamimu.
Yang ada di dalam batinmu dikenaliNya,
baik rasa perasaan hatimu,
maupun kilatan pikiranmu,

juga watak dan kesukaanmu, atau pun kekuatan dan kelemahanmu.

Tuhan turut bergembira di kala sukacitamu,
dan berdukarasa di hari-hari kelabumu.

Harapanmu dipahamiNya,

juga tiap godaan yang kaualami.
Ia ada di dalam kekuatiranmu,

pun di dalam ingatanmu,

baik sewaktu engkau begitu bersemangat menyala

maupun ketika engkau di ambang asa.

DitatangNya engkau dengan tanganNya.
DigendongNya engkau di atas bahuNya.


Ia menghibur dan menenangkan hatimu.

Tuhan memperlihatkan setiap ungkapanmu,
entah saat tersenyum-ceria,
entah di kala pedih-menangis,

di waktu sehat maupun sakit.


Dengan penuh kasih dipandangNya
tangan dan kakimu.

Ia mendengarkan merdu suaramu,

saban denyutan jantungmu,
maupun tiap helaan nafasmu.

Tuhan mengasihimu,

dengan jauh lebih baik

daripada
engkau mencintai dirimu sendiri


(John Henry Newman)