Inspirasi ini datang dari seorang sahabat, dalam suatu perbincangan telepon, Minggu sore 22 Februari 2009. Dia bercerita tentang sahabatnya yang mempunyai 'kecurigaan tertentu' tentang sahabatnya.
Sahabatku itu kemudian menanggapi begini: "Pilihannya hanya ada dua, kamu bertanya langsung pada sahabatmu itu, atau kamu diam untuk selamanya dan menganggap tidak ada apa-apa. Sebab sekali kamu bertanya atau mengatakannya pada orang lain, maka akan beredar menjadi gosip."
Aku teringat cerita tentang tokoh suci [cerita ini sering diatributkan pada St. Philipus Neri, entah apa betul memang Santo yang lucu dan agak-agak usil ini, atau sebenarnya cerita lepas] ketika ada ibu yang meminta maaf karena menyebarkan gosip yang tidak benar. Tokoh suci ini memberi perintah kepadanya supaya menghamburkan kapas bantal di loteng rumahnya. Si ibu pun patuh, karena perintah itu mudah-mudah saja menjalaninya. Lantas dia kembali, "Sudah, Bapa! Perintah sudah saya lakukan segera. Terimakasih, Bapa mau mengampuni saya hanya dengan silih yang sangat sederhana..."
Orang Suci itu berkata kepadanya, "Sekarang, tugas selanjutnya: pungutilah kembali kapas-kapas yang sudah kautaburkan itu!"
"Ha? Bagaimana mungkin? Itu tak mungkin, Bapa! Angin telah menerbangkannya ke mana-mana, bagaimana mungkin saya bisa memungutnya kembali?"
"Begitu pula gosip yang tertabur di dalam perkataan: sekali kaukatakan, akan terbang ke mana-mana dan kamu tak bisa mengontrolnya, tak bisa mencabutnya!"
Ketika ada kecurigaan, seringkali yang kita lakukan adalah bertanya atau menceritakan pada orang lain. Dan sadar tidak sadar dengan begitu kita menabur gosip ke banyak tempat dan tak ada seorang pun yang akan sanggup mencabutnya kembali. Sekali terkatakan, akan mengalir dan tak tertanggulkan. Rasanya cukup bijak kata-kata sahabatku itu: pilihannya hanya dua, 'bertanya langsung pada yang bersangkutan' atau 'diam'! Bertanya atau bercerita pada orang lain, hanya akan menimbulkan gosip yang berkelanjutan. Dan kalau sudah menjadi gosip, pertanyaan bisa berubah menjadi tuduhan, dan tuduhan mudah sekali berubah menjadi pernyataan, lalu pernyataan itu pun secepat kilat sudah dianggap kebenaran...
salam kasih,
papa Tan
Sahabatku itu kemudian menanggapi begini: "Pilihannya hanya ada dua, kamu bertanya langsung pada sahabatmu itu, atau kamu diam untuk selamanya dan menganggap tidak ada apa-apa. Sebab sekali kamu bertanya atau mengatakannya pada orang lain, maka akan beredar menjadi gosip."
Aku teringat cerita tentang tokoh suci [cerita ini sering diatributkan pada St. Philipus Neri, entah apa betul memang Santo yang lucu dan agak-agak usil ini, atau sebenarnya cerita lepas] ketika ada ibu yang meminta maaf karena menyebarkan gosip yang tidak benar. Tokoh suci ini memberi perintah kepadanya supaya menghamburkan kapas bantal di loteng rumahnya. Si ibu pun patuh, karena perintah itu mudah-mudah saja menjalaninya. Lantas dia kembali, "Sudah, Bapa! Perintah sudah saya lakukan segera. Terimakasih, Bapa mau mengampuni saya hanya dengan silih yang sangat sederhana..."
Orang Suci itu berkata kepadanya, "Sekarang, tugas selanjutnya: pungutilah kembali kapas-kapas yang sudah kautaburkan itu!"
"Ha? Bagaimana mungkin? Itu tak mungkin, Bapa! Angin telah menerbangkannya ke mana-mana, bagaimana mungkin saya bisa memungutnya kembali?"
"Begitu pula gosip yang tertabur di dalam perkataan: sekali kaukatakan, akan terbang ke mana-mana dan kamu tak bisa mengontrolnya, tak bisa mencabutnya!"
Ketika ada kecurigaan, seringkali yang kita lakukan adalah bertanya atau menceritakan pada orang lain. Dan sadar tidak sadar dengan begitu kita menabur gosip ke banyak tempat dan tak ada seorang pun yang akan sanggup mencabutnya kembali. Sekali terkatakan, akan mengalir dan tak tertanggulkan. Rasanya cukup bijak kata-kata sahabatku itu: pilihannya hanya dua, 'bertanya langsung pada yang bersangkutan' atau 'diam'! Bertanya atau bercerita pada orang lain, hanya akan menimbulkan gosip yang berkelanjutan. Dan kalau sudah menjadi gosip, pertanyaan bisa berubah menjadi tuduhan, dan tuduhan mudah sekali berubah menjadi pernyataan, lalu pernyataan itu pun secepat kilat sudah dianggap kebenaran...
salam kasih,
papa Tan
huehehehe jadi bahan inspirasi to...
BalasHapussyukur de nek bisa dijadiin inspirasi