Senin, 02 Maret 2009

Masalah Keluarga

Minggu, 1 Maret 2009, Tim Kerja Kerasulan Keluarga Paroki Pugeran-Yogyakarta mengadakan rekoleksi bertema "Belajar Menjadi Rasul Keluarga. Pengisi rekoleksi adalah Rm Yohanes Aristanto Hari Setyawan, MSF dari Komisi Pendampingan Keluarga KAS.

Sebuah data dipaparkan oleh Rm Aris: Masalah Pokok dalam keluarga modern ini, berdasar survey adalah:
  • 35% - Ketidakdewasaan pribadi
  • 29% - Ekonomi
  • 12% - Pihak ketiga
  • 12% - Anak-anak bermasalah: cacat, sakit, nakal, dll.
  • 12% - Lain-lain (kecanduan, judi, kekerasan, dll)
Orang sering berpikir, bahwa pihak ketiga adalah pemicu paling parah dari aneka persoalan keluarga, namun ternyata kedewasaan pribadi yang kurang berkembang justru menjadi soal paling banyak dan menjadi akar bagi tumbuhnya masalah-masalah lain.

Ketidakdewasaan pribadi ini seringkali tampak dalam sikap-sikap:
  • menuntut: segalanya harus begini atau begitu
  • tidak menerima dan menghargai: membanding-bandingkan dengan orang lain, cepat mencela, serba tidak puas.
  • keunikan pribadi: hal-hal yang menjadi sifat-sifat dan saling benturan, misalnya saja yang satu kelewat tertib sementara pasangannya sangat tidak tertib akan membuat keduanya saling tersiksa, dll.
  • melindungi "privasi": tidak berani menyerahkan atau memberitahukan pendapatan atau pengeluaran yang sesungguhnya kepada pasangan, menyimpan rahasia untuk hal yang seharusnya tak dirahasiakan, dll.
  • menyimpan luka: luka-luka batin yang tak tersembuhkan sering menjadi sebab dan akar orang banyak 'melukai' pasangan.
Menjadi rasul keluarga, pertama-tama dibutuhkan kesediaan untuk menjadi teman di dalam kesulitan, bukan pertama-tama solusi tetapi relasi. Memanglah, belajar itu penting. Untuk menjadi rasul-rasul keluarga orang harus mempunyai dasar-dasar yang secukupnya mengenai ajaran Gereja tentang keluarga: hukum-hukum perkawinan, moralitas perkawinan, dan wawasan pastoral. Sebab, seluruh arah pendampingan memang harus berorientasi pastoral: sesuai ajaran dan iman kita. Akan tetapi, kemampuan ini toh akan dapat dipelajari kalau orang mau belajar dan berproses. Kalau orang sudah menghindar dan tidak mau, ya tak mungkinlah orang merasul.

Pesan Pastor Paroki di akhir acara: "Yang dibutuhkan untuk menjadi rasul-rasul keluarga bukanlah keluarga yang sempurna tetapi keluarga yang bersedia..., bersedia berproses memperbaiki keluarganya sendiri, bersedia menjadi teman bagi keluarga lain, bersedia bekerjasama dalam jaringan dengan anggota tim yang lain. Kalau ingin yang menjadi rasul keluarga adalah keluarga yang sempurna, tunggulah sampai nanti ada di surga baru akan ada yang menjadi rasul keluarga.... tapi jangan berharap akan sampai ke surga kalau tidak mau merasul di dunia! Kerasulan keluarga adalah salah satu tempat dan sarana kerasulan kita... dan kami menanti Anda untuk mau merasul bersama!"



Salam kasih
papa tan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar